Social Mapping (Pemetaan Sosial) adalah proses analisis sistematis dan partisipatif untuk memahami kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. Dalam konteks PROPER dan CSR, social mapping berfungsi sebagai pondasi data untuk memastikan program yang dirancang tepat sasaran, efektif, dan berkelanjutan.

Kaitan Social Mapping dengan Kriteria PROPER

Social mapping adalah prasyarat fundamental untuk mendapatkan nilai pada Kriteria Keunggulan Lingkungan (Beyond Compliance Area) dalam PROPER, khususnya pada aspek Pengembangan Masyarakat (Community Development/Comdev).

1. Dukungan PROPER Hijau dan Emas: Untuk mencapai peringkat Hijau atau Emas, perusahaan wajib menunjukkan praktik Comdev yang beyond compliance. Kriteria ini menuntut program Comdev didasarkan pada analisis kebutuhan yang terukur, yang hanya dapat diperoleh melalui social mapping yang valid.

2. Inovasi Sosial: Social mapping menjadi langkah awal dalam merumuskan Inovasi Sosial, salah satu kriteria utama PROPER Hijau/Emas. Proses ini mengidentifikasi masalah sosial yang relevan di masyarakat, yang kemudian menjadi dasar bagi perusahaan untuk menciptakan solusi baru yang lebih efektif dan kontekstual, didukung oleh data SROI (Social Return on Investment).

3. Identifikasi Kerentanan: Melalui pemetaan sosial, perusahaan dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan (misalnya, berisiko konflik atau terdampak langsung operasi perusahaan) dan potensi sumber daya lokal (modal sosial) yang dapat dijadikan mitra atau agen perubahan (local heroes).

Tujuan Utama Workshop Social Mapping

Workshop ini dirancang untuk membekali profesional CSR/Comdev dan Lingkungan dengan kemampuan praktis, antara lain:

• Mengidentifikasi Stakeholder dan Kebutuhan: Peserta mampu memetakan aktor-aktor kunci (stakeholders), jaringan hubungan antaraktor, serta secara akurat menganalisis kebutuhan nyata masyarakat untuk mendukung penghidupan berkelanjutan (Sustainable Livelihood).

• Merancang CSR Berbasis Data: Peserta dapat menyusun program CSR yang strategis, terukur, dan terintegrasi dengan tujuan bisnis perusahaan (Creating Shared Value / CSV), bukan sekadar kegiatan filantropi.

• Mitigasi Risiko Sosial: Peserta mampu mengidentifikasi dan memitigasi potensi konflik sosial yang mungkin timbul akibat operasional perusahaan, sehingga tercipta hubungan harmonis dan iklim bisnis yang kondusif.

• Pelaporan PROPER: Peserta memahami bagaimana menyusun Dokumen Social Mapping yang sesuai dengan sembilan substansi kriteria PROPER, yang akan menjadi bagian dari Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan (DRKPL) untuk penilaian Hijau/Emas.

Tahapan Kunci dalam Pelaksanaan Social Mapping

Materi inti workshop akan memandu peserta melalui langkah-langkah praktis dalam menjalankan social mapping partisipatif:

1. Perancangan Awal: Menentukan objek dan batas wilayah kajian (ekologis dan administratif), serta mengidentifikasi masalah awal berdasarkan pandangan internal perusahaan.

2. Pengumpulan Data: Menggunakan beragam metode pengumpulan data primer dan sekunder, seperti Wawancara Mendalam (In-Depth Interview), Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion / FGD), observasi lapangan, dan analisis data BPS.

3. Analisis Data Sosial: Menganalisis peta aktor (stakeholder mapping), modal sosial, dan kondisi sosial-ekonomi (misalnya, kerentanan aset) untuk menemukan akar permasalahan (root cause), bukan hanya gejala.

4. Perumusan Program: Merumuskan rekomendasi program pemberdayaan yang ko-kreatif (dirancang bersama masyarakat) dan selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

5. Validasi dan Dokumentasi: Menyusun laporan social mapping yang terperinci dan valid, yang siap digunakan sebagai dasar perencanaan strategis CSR dan kelengkapan dokumen PROPER.